Kamis, 30 Juli 2009

Melesat Hanya Dengan Modal Nekat (1)

Selasa 24 Februari 2009 11:09
Sukses Riezky Gawangi Waroong


Sejak kecil, sulung dari 2 bersaudara kelahiran Palembang 26 tahun silam ini sudah menunjukkan kekerasan hatinya. Tak heran jika kemudian ia bisa mewujudkan keinginan membuat minimarket 24 jam dengan gaya tak biasa. Sebagai pendiri dan pemilik Waroong, orang tua tunggal ini masih tetap bisa menyediakan waktu bagi anak semata wayangnya.

Sejak kecil, aku, Riezky Aprilia, tinggal jauh dari orang tua. Papa dan mamaku, H. Riduan Efendi - Septiana Zuraida, bekerja sebagai PNS dan tinggal di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Sedangkan aku bersama kakek-nenekku bermukim di Palembang, 8 jam dari Lubuk Linggau.

Di keluargaku, tak seorang pun terjun ke dunia bisnis. Semuanya menjadi birokrat dan amat perhitungan dalam soal uang hehe... Tapi ternyata inilah yang justru kelak menjadi pelajaran berharga buatku. Aku dibesarkan dalam didikan keras. Pulang sekolah harus langsung mengerjakan pe-er. Habis itu, langsung tidur siang. Kalau tidak mengerjakan tugas sekolah, pasti dapat hadiah pukulan penggaris atau gagang sapu dari Nenek atau Mama kalau kebetulan ia pas mampir ke Palembang.

Meski perempuan, aku termasuk bandel. Apalagi saat di SMA Negeri 2 Palembang. Biasalah, nakalnya remaja. Misalnya, membohongi Nenek. Aku bilang, ada les sepulang sekolah, padahal tidak ada. Herannya, meski bandel, aku enggak pernah mau rugi soal nilai pelajaran. Nilaiku selalu bagus.

Lulus SMA, aku langsung "dibuang" ke Bandung, kuliah di Universitas Parahyangan (Unpar). Semester 2 terpaksa berhenti kuliah karena menikah dengan seorang anggota polisi yang kukenal sejak di Bandung. Kami dikaruniai seorang anak laki-laki ganteng, Ahmad Ravi Alwan Rinarco, yang kini berumur 7 tahun. Sayangnya perkawinan kami tidak langgeng. Kami pun berpisah.

Setelah menjadi orang tua tunggal, aku bekerja di perusahaan asuransi. Hanya 8 bulan, kuputuskan untuk kembali ke bangku kuliah. Kali ini di Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB). Sambil kuliah, aku bekerja di sebuah radio swsta di Bandung. Lulus dari STHB awal 2008, aku langsung ambil S2 Ilmu Politik di Unpad. Mungkin "balas dendam", ya, ha.. ha...

Uang Amblas
Bicara soal bisnis, aku mulai mengenalnya sejak bekerja di perusahaan asuransi tadi. Awalnya, sih, hanya karena penasaran. Tapi memang rasa-rasanya, semua bisnis yang kubangun, selalu berawal dari rasa penasaran. Bisnis awalku adalah kos-kosan yang kuberi nama Villa Ravi, di daerah Tubagus Ismail, Bandung. Awalnya, aku membeli 30 buah kamar (sekarang sudah bertambah menjadi 54 kamar).

Setelah bisnis kos-kosan jalan, kucoba merambah usaha lain, yaitu bisnis investasi di retail. Sayangnya, kali ini aku kurang beruntung. Modal yang kutanamkan, amblas tanpa bekas. Ya, aku kena tipu! Padahal, uang itu adalah hasil keringatku selama bekerja dan berbisnis. Jumlahnya pun lumayan besar.

Aku menangis! Bagaimana harus bayar uang sekolah anakku, bagaimana membelikannya susu, sementara aku orang tua tunggal? Ternyata itu merupakan awal dari langkah bisnisku mendirikan minimarket 24 jam Waroong. Aku nekad. Dengan sisa uang Rp 5 juta, aku berniat membuka toko. Terserah bagaimana caranya, pokoknya harus buka toko!

Kukontak dan kukumpulkan teman-temanku. Kebetulan, aku punya banyak teman, dari Sabang sampai Merauke. Saat itulah aku benar-benar merasakan nilai sebuah persahabatan. Alhamdulilah, mereka bersedia membantuku. Akhirnya, niatku membangun minimarket 24 jam jadi kenyataan. Waroong berdiri di Bandung, 31 Desember 2007 pukul 24.00.

Hasto Prianggoro

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar