Minggu, 28 Agustus 2011

Menjadi Pengusaha Tidak Perlu Dengan Cara Gila


Menilik pembahasan edisi 8 Agustus 2011 kemarin dengan judul Cara Gila Menjadi Pengusaha, Bolehkah? Kita menjadi miris, ternyata riba –yang menjadikan pelakunya seperti orang gila–  tidak hanya diharamkan dan pelakunya akan di perangi Allah SWT saja, tetapi  dosa teringannya juga mengerikan, seperti menzinahi ibunya sendiri. Na’udzu billahi min dzalik.
Oleh karenanya bila kita berkeinginan untuk menjadi pengusaha ataupun kita ingin mencukupi kehidupan kita, seyogyanya kita meninggalkan transaksi-transaksi yang mengandung unsur ribawi.
Islam sebagai agama yang paripurna, sesungguhnya telah membuat seperangkat aturan terkait dengan bagaimana kaum muslimin ketika berkeinginan menjalankan bisnis, salah satunya adalah dengan melakukan jual beli, samsaroh (makelar), syirkah ataupun yang lainnya. Khusus yang berbentuk  syirkah, bisa berupa syirkah wujuh, abdan, mudlorobah, inan dan syirkah mufawadzoh.
Masing-masing bentuk syirkah tersebut merujuk kepada keikutsertaan modal dan tenaga atau keahlian yang dimiliki seseorang. Adapun syirkah yang paling sering dan umum dilakukan oleh kaum muslimin adalah syirkah mudlorobah dan syirkah inan.
Bila kita tidak memiliki modal tetapi mempunyai keahlian atau sebaliknya kita memiliki modal tetapi tidak mempunyai keahlihan,  kita bisa menggunakan aqad syirkah mudlorobah. Sementara bila kita dan beberapa orang lainnya sama-sama punya keahlian (bisa keahlian yang sama atau berbeda) dan sekaligus sama-sama juga mempunyai modal, maka syirkah yang bisa kita praktekkan adalah syirkah inan.
Syirkah merupakan bentuk kerjasama dengan sistem bagi hasil antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha tertentu dengan prosentase bagi hasil sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dalam sistem syirkah prosentase bagi hasil di hasilkan berdasar pada prosentase modal kepada hasil riil yang di dapatkan dari usaha yang di jalankan. Misalnya modal si A 100 juta dari 500 juta, maka Si A menguasai 20% modal. Bila syirkah yang di jalankan adalah syirkah mudlorobah dengan kesepakatan bagi hasil 40% untuk pengelolah dan 60% pemodal. Maka si A tadi mendapat bagi hasil 20% dari 60% keuntungan yang menjadi bagian dari pemodal.
Ini berbeda dengan sistem bunga bank yang hasilnya itu langsung berdasar prosentase pokok modal.
Insan Mulia Sukses Berkah, dengan demikian ternyata untuk menjadi pengusaha kita tidak perlu melakukan cara-cara gila! Kita bisa menjalankan bisnis kita sesuai dengan aturan Islam. Dengan menjalankan bisnis sesuai aturan Islam kita tidak hanya mendapat rizki yang halal tetapi juga akan mendapatkan kehidupan yang penuh  berkah dari Allah SWT dan kelak kita juga mendapat pahala yang akan meringankan timbangan dosa kita saat di yaumil akhirah. Allahu Akbar.
Share kepada seluruh saudara dan teman-teman anda.
Salam Sukses Berkah
K.Abdul Aziz|Inspirator Sukses Berkah

MUTIARA KATA


السلام عليكم ورحمته الله وبركا تها
 

„""Ilmu itu lebih baik dari pada Harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga Harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu berkurang apabila di belanjakan tapi ilmu bertambah bila di beljakan. ""  [Ali bin Abi Talib ra]
 „""Jauhilah berteman dengan pembohong karena ia bisa menjadikan orang yang dekat akan lari darimu dan sebaliknya. Janganlah berkawan dengan orag yang bakhil karena ia akan melupakanmu di waktu kamu sangat memerlukannya dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka berbuat jahat karena ia tidak malu untuk menjualmu dengan harga yang sangat murah.""  [.  Ali bin Abi Talib ra]
 „''' Jangan engkau percaya melihat kegagahan seseorang lelaki. Tetapi jika mereka teguh memegang amanah dan menahan tangannya dari pada menganiayai sesamanya. Itulah lelaki yang sebenarnya. """  [Khalifah Umar al-Khattab ra]
 „""" Hanya lidah yang mau berdusta dan berbohong. Namun pandangan mata, hayunan kedua belah tangan, langkah kedua belah kaki dan pergerakan tubuh, atau seluruh anggota badan akan menafikan apa yang di ucapkan oleh lidah „"""                   .      [Khalifah Umar al-Khattab ra]
 „"""Apabilah kamu merasa letih karena berbuat kebaikan maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan yang akan terus kekal. Dan sekiranya kamu bersenang – senang dengan dosa maka sesungguhnya kesenengan itu akan hilang dan dosa yang di lakukan akan terus kekal. "" [Ali bin Abi Talib ra]
 „""" Islam memiliki dinding dan pintu yang kuat. Dinding Islam ialah kebenaran dan pintunya ialah keadilan. Islam akan tetap jaya, selama penguasa – penguasa bersikap keras dan tegas tetapi itu di lakukan tidak berarti mesti dengan pedang dan cemeti, melainkan dengan hak dan keadilan. """ [Said bin Suwaid]
 """Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
     Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
     Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
     Tidak ada kebaikan bagi sedekah kecuali niat yang Ikhlas. „""     [Al-Ahnaf bin Qais]

„""" Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cinta siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengan nya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya.Dan ingatlah bahwa bersama kesulitan itu senantiasa akan timbul kesenangan. „"" [Ibnu Abbas]
 „""" Hendaklah engkau bergaul dengan para ulama, dan dengarlah (renunglah) kata – kata hukama, karena Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana ia suburkan bumi dengan hujam yang lebat.  [Al-Hukama' ]
 „""" Ada empat hal yang dapat mengangkat seseorang kepada derajat yang tertinggi walaupun amal dan ibadahnya sedikit, yaitu sifat- sifat penyantun, merendah diri,pemurah dan budi pekerti yang baik. Itulah kesempurnaan Iman. „""" [Abul Qasim Al- Junaid]
Semoga mermanfaat dan bisa mengambil apa yang terbaik buat perjalanan kita.
 
semoga bermanfaat

Fakta Tentang Sukses Yang Kadang Kita Abaikan


Kisah inspiratif buat kita yang kepengin sukses, simak aja dibawah ini:

1. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN USIA ANDA !

? Nelson Mandela, jadi presiden usia 76 tahun
? Steve Jobbs, jutawan usia 21 tahun
? Kolonel Sanders (KFC), mulai bisnis umur 65 tahun
? Winston Churchill, banyak gagal dan hambatan, baru jadi PM Inggris usia 52 tahun.
? Bill Gates, terkaya di dunia usia 41 tahun

2. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SUKU, AGAMA,BANGSA,
WARNA KULIT DAN KETURUNAN.


? Obama : Presiden Amerika Serikat saat ini
? Jenderal Colin Powell, Martin Luther King : kulit hitam
? Confusius: anak yatim di Cina
? Charles Dickens : penulis cerita kanak-kanak Inggris, menulis di gudang, banyak naskahnya dibuang ke tong sampah oleh editornya.

3. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN (CACAT) FISIK.



? Hellen Keller: tuna netra, tuna rungu, penulis dan pendidik terkenal dunia.
? Shakespeare: cacat kaki, penulis novel.
? F.D. Roosevelt: terkena polio, presiden 32 AS.
? Beethoven: tuna rungu, komposer musik.
? Napoleon Bonaparte : sangat pendek, wajah tidak menarik, pemimpin pasukan penakluk Eropa.
? Anthony Robbins: Lulusan SMA, kegemukan, merubah persepsi tentang penampilan dan cara diet, menjadi langsing, motivator terkenal dunia.

4. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN

? Thomas Alfa Edison : pendidikan SD, 2000 paten.
? Li Ka Shing: berhenti sekolah umur14 tahun, orang terkaya di Hongkong.
? Henry Ford : tidak pernah duduk di bangku sekolah
? The Wright Brother : orang biasa dan tidak berpendidikan tinggi, menciptakan pesawat terbang pertama di dunia.
? Bill Gates, orang terkaya didunia memulai bisnis setelah lulus SMA.
? Lawrence Ellison : drop out universitas, pendiri Oracle Corp, orang terkaya kedua didunia.

5. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA

? Andrew Carnegie : bekerja usia 13 tahun, keluarga sangat miskin, menjadi Raja Besi Baja dunia.
? Walt Disney : usia 20 tahun pemuda miskin dan tidak terkenal, usia 30 tahun jadi usahawan terkenal.
? Abrahan Lincoln lahir dari keluarga miskin
? Napolean Hill dilahirkan di keluarga miskin, ibunya meninggal saat dia kecil, jadi guru motivasi terkenal dunia, bukunya Think and Grow Rich : menjadi acuan pertama bagi para motivator dunia.
? Bill Clinton : ayahnya meninggal ketika masih kecil, adiknya terlibat obat terlarang.

MENGAPA BANYAK ORANG GAGAL
Tidak ada tujuan / goal yang tepat, tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidup
Tidak pernah mencatat tujuan : hanya di kepala, tidak dikertas atau Goal Visualization atau sarana apapun.
Tidak ingin bertanggung jawab atas tindakannya, selalu mencari alasan atau excuse atas kegagalannya.
Tidak ada tindakan yang efektif : Banyak rencana, tidak ada tindakan alias No Action Talk Only (NATO).
Membatasi diri : menganggap tak berhak sukses karena, terlalu tua, tak punya modal, bawaan keluarga, tempat tak memungkinkan.
Malas : tidak mau kerja keras, selalu berusaha menggunakan cara paling mudah, cepat dan hemat waktu, tapi ingin mendapatkan uang paling banyak.
Berteman dengan teman-teman yang salah, hidup di lingkungan orang-orang yang gagal.
Tidak bisa mengatur waktu alias salah prioritas.
Salah memakai strategi atau cara bertindak, tidak mempunyai strategi yang paling baik. Berusaha keras, hasil nol.
Kurang pengembangan diri: jarang membaca, mendengar kaset, seminar, mengumpulkan informasi baru dan lain-lain.
Tidak ada kesungguhan atau komitmen untuk sukses: mudah putus asa atau menyerah pada waktu menghadapi rintangan.
Kurang menggunakan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar.
Kurangnya hubungan antar manusia yang baik.
Sombong dan menganggap diri sendiri paling hebat dan berhenti belajar.

Ingin sukses ???

Hindari 14 penyebab kegagalan tadi !


source: http://www.apabae.co.cc/2010/09/5-fakta-tentang-sukses-kisah-inspiatif.html

THE RAIN MAN" Pria Dengan Keterbelakangan Mental yang SUPER JENIUUS..!




 
Menurut ayahnya, Peek sudah memiliki ingatan yang kuat sejak usia 16-20 bulan. Ia membaca buku, mengingat isinya lalu mengembalikan buku-buku tersebut dengan posisi terbalik ke rak untuk menunjukkan kalau ia sudah selesai membacanya. Ia membaca satu buku dalam waktu satu jam, dan mengingat nyaris semua yang ia baca, mengingat informasi yang sangat luas dalam hal sejarah, literatur, geografi, angka, olahraga, musik dan tanggal.
Teknik membacanya yaitu dengan membaca halaman kiri dengan mata kirinya dan halaman kanan dengan mata kanannya, dengan cara ini ia bisa membaca dua halaman sekaligus dengan rate 8-10 detik per halaman. ia bisa mengingat isi 12000 buku.

Mungkin para pencinta fisika sudah tidak asing lagi dengan beberapa nama orang-orang jenius di bidang fisika seperti: Albert Einstein, Erwin Schroedinger, Max Planck, dan sebangsanya. Mereka memang merupakan orang jenius yang terlahir pada zamannya masing-masing. Tapi sekarang kita tak akan membicarakan mereka, karena yang akan dibahas kali ini adalah sesosok manusia SUPERJENIUS, dialah The Rain Man alias Kim Peek.
MASA-MASA AWAL KEHIDUPAN KIM

Kim dilahirkan pada tahun 1951 dengan ukuran kepala 3 kali lebih besar dibandingkan ukuran kepala bayi normal. Selain itu, Kim juga divonis menderita encephalocele, yaitu semacam luka di belakang kepala yang memperlihatkan sebagian otaknya yang menonjol keluar. Di usia tiga tahun, luka itu semakin meluas dan merusak sebagian otak Kim. Tahun 1983, Kim menjalani pemeriksaan X-ray yang berhasil menyibak keanehan yang terjadi di otak Kim, yaitu otak Kim hanya memiliki satu bagian! Dengan kata lain, otak Kim tidakterbagi menjadi otak kanan dan otak kiri layaknya orang normal.Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, kemballi diperlihatkan bahwa setengah dari bagian otak Kim telah terpecah menjadi tiga bagian.
Berbagai pemeriksaan itu tak juga memberikan keterangan mengenai penyebab kejeniusan Kim, hanya penyebab ketidakmampuannya. Kim memiliki kelemahan dalam hal motorik, bahkan untuk mandi dan menggosok gigi pun tak dapat dilakukan seorang diri. Ketika Kim lahir, dokter memvonisnya sebagai 'anak terbelakang' atau 'cacat mental' dan ia menyarankan kedua orang tua Kim untuk membawanya ke rumah perawatan. Namun pada saat itu Fran dan istrinya membawa pulang Kim dan memperkenalkan Kim pada buku. Pada usia tiga tahun, Kim bertanya pada Fran arti kata "rahasia". Sambil bercanda, Fran menyuruh putranya itu untuk mencarinya di kamus. "Saat itu ia belum bisa berjalan", kenangnya, "jadi ia merangkak ke arah meja, mengangkat tubuhnya ke atas meja dan sekitar 30 detik kemudian ia berseru 'ketemu!'" Saat berumur 4,5 tahun Kim sudah hafal 8 volume awal dari satu set ensiklopedia yang ada di rumahnya. Bahkan, baru-baru ini telah terungkap bahwa Kim dapat membaca 2 halaman buku secara bersamaan dan meyerap isinya hanya dalam waktu 10 detik! Hebatnya lagi informasi yang ia peroleh tadi tak akan dia lupakan. Menakjubkan!
Selain kemampuan menghafal dan aritmatika yang jauh d iatas rata-rata, Kim juga mencintai musik dan belajar memainkan piano pada Dr. April Greenan dari Universitas Utah. "Dia mempunyai kemampuan bermusik yang fenomenal dan lebih dari sekedar menghafal", Ujar Dr.Greenan. "Bila Kim mendengar sebuah simfoni saat dia kecil, dan kemudian mendengarnya lagi pada usia 53 tahun, ia langsung dapat mengetahui bila terdapat kesalahan kecil pada permainan musik itu."
KEJENIUSAN SEORANG KIM PEEK
Sesungguhnya apa yang dikatakan dokter yang membantu kelahiran Kim ialah benar, bahwa Kim bukanlah merupakan seorang autis jenius, tapi lebih tepat disebut pria dengan keterbelakangan mental yang superjenius. Karena seorang yang jenius biasanya memiliki kemampuan luar biasa dalam 3 bidang. Tetapi Kim, sang superjenius, memiliki kemampuan yang sangat hebat setidaknya di 15 bidang yang berbeda! Hal ini disebabkan karena kemampuan menghafal 12000 buku, memprediksi cuaca dan memiliki kemampuan bermusik layaknya Mozart!
Tak ada orang lain di dunia ini yang memiliki kapasitas otak seperti Kim Peek. Badan Antariksa Amerika (NASA) pun tertarik menggunakan berbagai peralatan canggih, seperti brain imaging dan data fusion techniques, untuk menemukan rahasia di balik kemampuan otak Kim yang mengagumkan. Ketika Kim ditanya mengenai pendapatnya mengenai langkah yang akan diambil NASA, ia pun menjawab, "Itu yang terbaik." Mengapa dia bisa tahu segalanya? "Karena saya punya rasa cinta yang besar pada semua yang saya lihat,"ujar Kim. Sulit untuk berbincang-bincang dengan Kim. Pikirannya mampu berpindah-pindah dengan kecepatan tinggi. Namun dengan bantuan Fran, Kim selalu dibimbing untuk kembali pada topik pembicaraan semula.
Dalam sebuah pembicaraan umum, seorang bercerita bahwa ia dibesarkan di kota Cirencester. "Itu adalah nama kamp orang Romawi, Corin," sahut Kim. "Corinium," ujar orang tersebut seraya membetulkan pernyataan Kim. Tetapi belakangan, setelah dicek ulang, Kimlah yang benar. Karena orang-orang Romawi mengambil nama Corinium dari bahasa Keltik, Corin.
Sumber : slowbosDi sini

7 AMALAN Yang Dibayar TUNAI, Siapa Yang MENANAM, Dia Yang akan MENUAI




Siapa Yang Menanam, Dia Yang akan Menuai

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


Segala puji itu hanyalah milik Allah. Dialah zat yang telah menyempurnakan
nikmat-Nya untuk kita dan secara berturut-turut memberikan berbagai
pemberian dan anugerah kepada kita.


Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuk Nabi kita Muhammad,
keluarganya yang merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang
merupakan manusia-manusia yang bertakwa seiring silih bergantinya malam dan siang.


Kita pasti pernah mendengar peribahasa ini,
"Siapa yang menanam, Dia yang akan menuai."
Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula.
Dan jika seseorang menanam kejelekan, maka ia akan menuai hasil yang jelek pula.
Berikut beberapa contoh dalam Al Quran dan hadits yang menceritakan maksud dari peribahasa ini.


1. Menjaga Hak Allah, Menuai Penjagaan Allah


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengajarkan pada Ibnu Abbas
-radhiyallahu anhuma- sebuah kalimat,

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ


"Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu."
[1]

Yang dimaksud menjaga Allah di sini adalah menjaga batasan-batasan,
hak-hak, perintah, dan  larangan-larangan Allah. Yaitu seseorang menjaganya
dengan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan tidak
melampaui batas dari batasan-Nya (berupa perintah maupun larangan Allah).
Orang yang melakukan seperti ini, merekalah yang menjaga diri dari
batasan-batasan Allah. Yang utama  untuk dijaga adalah shalat lima waktu
yang wajib. Dan yang patut dijaga lagi adalah pendengaran, penglihatan dan
lisan dari berbagai keharaman. Begitu pula yang mesti dijaga adalah
kemaluan, yaitu  meletakkannya pada yang halal saja dan bukan melalui jalan
haram yaitu zina.[2]


Barangsiapa menjaga diri dengan melakukan perintah dan menjauhi larangan,
maka ia akan mendapatkan dua penjagaan.


Penjagaan pertama: Allah akan menjaga urusan dunianya yaitu ia akan
mendapatkan penjagaan diri, anak, keluarga dan harta.


Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan,
"Barangsiapa menjaga (hak-hak) Allah,
maka Allah akan menjaganya dari berbagai gangguan."

Sebagian salafmengatakan,
"Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah akan menjaga
dirinya. Barangsiapa lalai dari takwa kepada Allah, maka Allah tidak ambil
peduli padanya. Orang itu berarti telah menyia-nyiakan dirinya sendiri.
Allah sama sekali tidak butuh padanya."


Jika seseorang berbuat maksiat, maka ia juga dapat melihat tingkah laku
yang aneh pada keluarganya bahkan pada hewan tunggangannya. Sebagaimana
sebagian salaf mengatakan,
"Jika aku bermaksiat pada Allah, maka pasti aku
akan menemui tingkah laku yang aneh pada budakku bahkan juga pada hewan
tungganganku."
[3]

Penjagaan kedua: Penjagaan yang lebih dari penjagaan pertama, yaitu Allah
akan menjaga agama dan keimanannya. Allah akan menjaga dirinya dari
pemikiran rancu yang bisa menyesatkan dan dari berbagai syahwat yang
diharamkan.[4]


Semoga dengan menjaga hak-hak Allah, kita semua bisa menuai dua penjagaan
ini.


2. Berlaku Jujur, Menuai Kebaikan


Dari sahabat Abdullah bin Masud, ia menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ
الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ
وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ
الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ
وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا


"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan
dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga.
Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia
akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan
dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka.
Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan
dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."
[5]

Terkhusus lagi, beliau memerintahkan kejujuran ini pada pedagang karena
memang kebiasaan para pedagang adalah melakukan penipuan dan menempuh
segala cara demi melariskan barang dagangan.


Dari Rifaah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu
alaihi wa sallam ke tanah lapang dan melihat manusia sedang melakukan
transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru,
"Wahai para pedagang!"
Orang-orang pun memperhatikan seruan Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam sambil menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau. Lantas
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ
اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ


"Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti
sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada
Allah, berbuat baik dan berlaku jujur."
[6]

Berlaku jujur juga akan menuai berbagai keberkahan. Yang dimaksud
keberkahan adalah tetapnya dan bertambahnya kebaikan.
Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا  أَوْ قَالَ حَتَّى
يَتَفَرَّقَا  فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ,
وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا


"Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar)
selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling
terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi
tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi,
niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu."
[7]

Inilah buah yang dipetik dari pedagang yang tidak berlaku jujur. Sedangkan
sebaliknya jika pedagang bisa berlaku jujur, maka ia pun akan menuai
berbagai kebaikan dan keberkahan.


3. Mudah Memaafkan dan Tawadhu, Menuai Kemuliaan


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ رَجُلاً بِعَفْوٍ
إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ


"Sedekah tidak mungkin mengurangi harta. Tidaklah seseorang suka memaafkan,
melainkan ia akan semakin mulia. Tidaklah seseorang bersikap tawadhu
(rendah diri) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya."
[8]

Seseorang yang selalu memaafkan akan semakin mulia dan bertambah
kemuliaannya. Ia juga akan mendapatkan balasan dan kemuliaan di akhirat.
Begitu pula orang yang tawadhu (rendah diri) karena Allah, ia akan
ditinggikan derajatnya di dunia, Allah akan senantiasa meneguhkan hatinya
dan meninggikan derajatnya di sisi manusia, serta kedudukannya pun akan
semakin mulia. Di akhirat pun, Allah akan meninggikan derajatnya karena
ketawadhuannya di dunia.[9]


4. Berperilaku Baik, Menjadi Teman Akrab


Allah Taala berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ
حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا
إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)


"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keuntungan yang besar."
(QS. Fushilat: 34-35)

Sahabat yg mulia, Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma- mengatakan, Allah
memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat
marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan
ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah
akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya.
Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah
laku baik semacam ini.


Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Namun yang mampu melakukan seperti ini
adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti
kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.[10]


5. Menolong dan Memudahkan Sesama, Menuai Pertolongan dan Kemudahan dari Allah


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ


"Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia,
Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat.
Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit,
Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutup 'aib seseorang, Allah pun akan menutupi 'aibnya di dunia dan akhirat.
Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya."
[11]

Di antara bentuk pertolongan di sini adalah seseorang memberikan kemudahan
dalam masalah utang. Ini bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
memberikan tenggang waktu pelunasan dari tempo yang diberikan, ini hukumnya
wajib. Karena Allah Taala berfirman,
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ


"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan."
(QS. Al Baqarah: 280). Cara kedua, dengan
memutihkan hutang tersebut, dan ini dianjurkan. Sebagaimana Allah Taala
berfirman,
وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


"Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui."
(QS. Al Baqarah: 280)

Berkebalikan dari sikap baik ini adalah mengenakan riba pada saudaranya
yang menunda utang. Ini adalah berkebalikan dari memberi kemudahan. Maka
tentu saja orang yang memberi kesulitan pada saudaranya akan menuai hasil
yang sebaliknya.


6. Usaha disertai Tawakkal akan Menuai Hasil


Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu 'anhu berkata
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ , تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً


"Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung
tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya
dalam keadaan kenyang."
[12]
Burung ini melakukan usaha dan bertawakkal pada Allah,
akhirnya ia pun kenyang ketika pulang di sore hari.
Ini berarti tanpa usaha, tidak akan memperoleh hasil apa-apa. Dan usaha tanpa tawakkal,
hanya akan memperoleh sekadar yang Allah takdirkan. Yang tepat adalah usaha
disertai tawakkal, niscaya hasil memuaskan yang akan dituai.


7. Berbuat Curang, Menuai Berbagai Musibah


Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ

وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ


"Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbangm melainkan
mereka akan ditimpa kekeringan, mahalnya biaya hidup dan kelaliman para
penguasa."
[13]

Dan sebab curang dalam perniagaaan inilah sebab dibinasakannya kaum Madyan,
umat Nabi Syuaib alaihis salam. Allah Taala memerintahkan pada kaum Madyan,

أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا
بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ
وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183)


"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang
merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka
bumi dengan membuat kerusakan."
(QS. Asy Syuara: 181-183)

Jadi ingatlah, setiap yang kita tanam -baik kebaikan maupun kejelekan-,
pasti kita akan menuai hasilnya. Oleh karenanya, bersemangatlah dalam
menanam kebaikan dan janganlah pernah mau menanam kejelekan.
Para ulama seringkali mengutarakan,

"Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya.
Sedangkan balasan dari kejelekan adalah kejelekan setelahnya."
[14]

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi
sempurna.


Referensi:


- Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf AnNawawi, Dar Ihya At Turots Al Arobiy, Beirut, cetakan kedua, 1392.
- Jaamiul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, Darul Muayyid, cetakan      pertama, tahun 1424 H.
- Tafsir Al Quran Al Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, cetakan pertama, tahun 1421 H.


Disempurnakan pada siang hari, 16 Muharram 1431 H di Panggang-Gunung Kidul.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Majalah Pengusaha Muslim, dipublish ulang oleh www.muslim.or.id


Foot note :

[1] HR. Tirmidzi no. 2516 dan Ahmad 1/303. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih.


[2] Lihat Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 223-224.


[3] Lihat Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 225-226.


[4] Faedah dari Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 224-226.


[5] HR. Muslim no. 2607.


[6] HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146. Syaikh Al Albani dalam
Shahih At Targhib 1785 mengatakan bahwa hadits tersebut shahih lighoirihi
(shahih dilihat dari jalur lainnya).


[7] HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532.


[8] HR. Muslim no. 2588, dari Abu Hurairah.


[9] Al Minhaj Syarh Muslim, 16/141-142.


[10] Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12/243.


[11] HR. Muslim no. 2699, dari Abu Hurairah


[12] HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no.310.


[13] HR. Ibnu Majah no. 4019. Syaikh Al Albani mengatkan bahwa hadits ini
hasan.


[14] Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim, 14/372 [Tafsir Surat Al Lail ayat 7]


SumBer

Modal Rp200 Ribu Berbuah Rp200 Juta/Bulan



 0  0 0
Foto: Koran SI
Foto: Koran SI
Erwina Kusmarini tak pernah berpikir menjadi pengusaha. Salah satunya karena harus merawat ibu mertua. Namun, justru itulah yang menjadikannya pengusaha busana muslim sukses.

Pengabdian. Mungkin itulah yang membuat Tuhan membukakan jalan rezeki yang begitu mudah bagi Erwina Kusmarini atau akrab disapa Wiwin. Betapa tidak, saat memutuskan pindah ke Klaten untuk merawat ibu mertuanya yang sepuh dan sakit-sakitan, dia harus rela menanggalkan statusnya sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Pergumulan Wiwin dan suaminya Wahyudi Nasution, yang akrab disapa Yudi, dengan dunia konveksi diawali pada Mei 2004. Waktu itu, pasangan Wiwin dan Yudi memutuskan menetap di Klaten dengan alasan merawat orang tua Yudi yang telah sepuh dan sakit-sakitan.

Ibunda Yudi bernama Asiyah Sahrowardi akhirnya meninggal dunia 1 Februari 2009 pada usia 85 tahun setelah sakit keras selama satu bulan.

Di kota ini, dengan modal sebuah mesin jahit dan uang Rp200 ribu, Wiwin mulai membuka usaha jahit di rumah mertuanya yang terletak di Dusun Kwaon, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Klaten, sekira 6 km dari Kota Klaten ke arah Boyolali, Jawa Tengah.

Sebagai usaha baru, apalagi belum dikenal, perjuangan meyakinkan pelanggan agar mau menjahitkan baju di usaha konveksinya diakui Erwina cukup berat.

Terlebih waktu itu dia juga memiliki anak yang masih kecil. Alhasil, urusan jahit-menjahit baru bisa dilakukan setelah semua tugas rumah tangga tuntas. Wiwin baru mulai menjahit sekira pukul 23.00 WIB hingga hari berikutnya.

Setelah magrib, dia baru tidur bersama anaknya, kemudian pukul 23.00 WIB dia bangun dan mulai menjahit lagi. Menjelang Ramadan 2004, dia mendapat pesanan jilbab dari seorang teman. ‘’Waktu itu saya hanya diberi contoh gambar-gambar jilbab Ratih Sang yang katanya sedang tren di Yogya," kenang Wiwin.

Wanita yang juga akrab disapa Bunda ini memperhatikan gambar itu dengan saksama, mempelajari kemungkinan potongan dan jahitannya. Lalu, dia mencoba mewujudkan gambar-gambar itu.

Ada 10 jilbab yang dipesan waktu itu. Erwina harus putar otak mencari modal untuk membeli kain. Akhirnya, dia meminjam uang sebesar Rp200 ribu pada Budenya. Setelah jilbab jadi, Wiwin mendapatkan uang sebesar Rp250 ribu.

"Saya langsung mengembalikan uang Bude dan yang Rp50 ribu saya belikan kain untuk membuat jilbab lagi,” ungkap alumnus Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada ini.

Setelah itu, pesanan mengalir. Pasangan ini pun terpaksa harus bekerja hingga larut malam menjelang pagi. Kerja keras itu mereka lakoni hingga lima bulan. “Baru setelah itu kami mampu merekrut seorang karyawan dan kami juga dapat pinjaman mesin obras,” papar Wiwin.

Kini, setelah enam tahun dirintis, usaha konveksi dengan nama merek dagang Bunda Collection itu telah mampu memproduksi 3.200-4.000 jilbab dengan omzet Rp200 juta per bulan dan jumlah pekerja harian 80 orang, belum termasuk 100 pekerja borongan lainnya.

Produk Bunda Collection dapat dijumpai pada beberapa butik di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Boyolali, Bukittinggi, dan lain-lain. Melalui agen di Bandung, produk jilbab Bunda Collection bahkan telah menemukan pasar di Australia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

”Jika ada merek jilbab Bunda Collection Anda temui di toko-toko atau pasar-pasar itu adalah brand usaha kami,” terang Wiwin tentang sukses usahanya.

Salah satu keunggulan Bunda Collection hingga diterima pasar dan mampu bersaing dengan merek lain yang sudah ada di pasar-pasar terletak pada orisinalitas desain, pilihan bahan, dan komposisi warnanya yang padu. Kekuatan lainnya juga terletak pada keunikan aksen-aksennya (sulam benang, sulam pita, payet, bunga-bunga aplikasi, dan lain sebagainya).

Hasil sentuhan tangan terampil (hand-made) dari 80 tenaga kerja membuat produk Bunda Collection tampak unik sehingga para pemakainya dapat tampil lebih anggun, cantik, dan “beda”.

“Desain, pemilihan warna, dan pembelian bahan ditangani saya,” tutur Wiwin. Selain jilbab, Bunda Collection juga memproduksi mukena, bandana, dan berbagai aksesori busana muslim.

Setiap mukena produksi Bunda Collection dipasarkan dengan harga Rp55 ribu-Rp140 ribu per satuan. Adapun untuk jilbab harganya berkisar antara Rp35 ribu-Rp95 ribu per potong. Sekira 20 persen merupakan margin keuntungan.

Kendati begitu, Yudi mengaku bahwa sebagian besar keuntungan tersebut masih dipakai untuk mengangsur kredit yang sempat dipergunakan sebagai modal usaha. “Kami dapat pinjaman Rp225 juta dari BNI Syariah selama tiga tahun,” katanya.

Dengan semakin memasyarakatnya pakaian muslim, Wiwin dan Yudi berkeinginan terus memajukan usahanya. Jika awalnya Wiwin hanya memfokuskan pada pembuatan jilbab dan bandana, pada 2008 dia mulai memproduksi mukena dewasa dan anak-anak.

2010 ini dia mulai memproduksi busana muslimah berciri khas modifikasi lurik Klaten dan daur ulang sampah plastik. ”Tapi ikon kami tetap jilbab cantik,” katanya.

Selain itu, mereka juga berencana membuat workshop dan membeli mesin. Tujuannya, selain untuk membesarkan usaha, langkah ini juga sebagai langkah awal dari impiannya untuk menjadikan Jatinom, Klaten, sebagai sentra busana muslim.

“Saya memimpikan desa kami jadi sentra produksi busana muslim. Dengan begitu, kami bisa membantu mengatasi persoalan pengangguran di Klaten,” Yudi mengungkapkan cita-citanya.

Untuk bisa mewujudkan rencananya itu,Yudi memperkirakan dibutuhkan modal hingga lebih dari Rp1 miliar. Namun, lagi-lagi modal menjadi persoalan. “Kami tak punya aset untuk diagunkan. Aset kami paling berharga hanyalah SDM (sumber daya manusia),” kata Yudi.

Di tengah kisah sukses yang diraihnya saat ini, Wiwin mengaku kerap tak kuasa menitikkan air mata ketika melihat ke belakang. Waktu mereka pindah, suaminya yang seorang seniman juga baru saja melepas pekerjaannya. Banyak juga yang menyangsikan keputusannya.” Tapi,Tuhan memang punya skenario sendiri,” tuturnya. (sugeng wahyudi)
(Koran SI/Koran SI/ade)
Sumber 

Yoghurt, Bangkit dari Bangkrut


Aditya Fajar

Aditya Fajar, seperti tak pernah lelah membangun bisnis. Pekerjaannya sebagai marketing salah satu perusahaan di Jakarta, ia tinggalkan. Dalam berbisnis, berulang kali ia bangkrut, seiring itu pula ia tertatih untuk bangkit. Di ujung fajar, ia pun mendapat ‘hidayah’ untuk berbisnis yoghurt…
Teks: Cucun Hendriana/Foto: Rizki Rahmat

Perjalanan cinta mengantarkan Aditya Fajar, pria kelahiran Jakarta, sampai di kota Bandung, Jawa Barat, kediaman pujaan hati.

Di kota ini pulalah, Adit, begitu sapaan akrabnya, menjajal berbisnis. Dan bisnis yoghurt menjadi pilihannya. “Sekitar tahun 2008, pasca pernikahan, saya memulai bisnis ini.

Awalnya, saya ingin memberdayakan kaum ibu-ibu untuk produktif meski ada di rumah. Daripada nonton sinetron dan infotainment, kan mendingan bisnis,” ujarnya berkisah.

Membuat yoghurt tidak bisa sembarangan dan harus melalui pelatihan untuk membuatnya. Karena jika tidak hati-hati, bukan kesehatan yang diraih tetapi malah penyakit. “Saya kursus membuat yogurt sampai 1,5 tahun dari teman saya, seorang Perancis. Memang tidak mudah, saya pun awalnya sering mengalami kegagalan,” sahut Tarie, istri Adit.

Saat itu, yoghurt yang diberi nama délicieux ini mulai dipasarkan di berbagai toko dengan menggunakan sistem bagi keuntungan. Pelan tapi pasti, bisnisnya pun mulai bangkit. Peminatnya pun bertambah. Tak puas sampai disitu, Adit dan Tarie pun mengembangkannya dengan membuka kedai mungil yang khusus menjual yoghurt produksinya.

Namun terkadang nasib tidak seiring dengan keinginan. Usaha yang dirintisnya mengalami kebangkrutan. Hasil penjualan ternyata belum bisa menutupi biaya operasional, hingga akhirnya mengalami kebangkrutan. “Tahun 2009, saya dan istri akhirnya pindah ke Jakarta. Bukan hanya itu, saya pun membawa pindah bisnis itu ke Jakarta dengan nama Rumah Yoghurt,” ucapnya.

‘Fajar’ di Atas Fajar

Kebangkrutan itu memaksanya untuk merenung. Hingga akhirnya ‘fajar’ itu datang, ia memutuskan untuk keluar kerja. “Saya keluar kerja berarti penghasilan saya nol. Saya bertekad untuk membangun bisnis yoghurt ini dari nol lagi. Dengan saya keluar kerja, waktu dan konsentrasi saya lebih banyak untuk ngurusin bisnis ini meski dengan modal seadanya, 2 juta rupiah,” ucapnya berapi-api.

Tentu, bukan tanpa alasan ia keluar kerja, karena secara ekonomis penghasilannya berkurang. Namun prinsipnya yang terus menyala ‘jika dijalankan dengan fokus, apapun bisa sukses’ menggiringnya ke tepian kesuksesan.

Kini, meski usaha yang dijalaninya baru seumur jagung, keuntungannya sudah mulai kelihatan. “Alhamdulillah, dalam sebulan bisa sampai 6 juta-an dari hasil penjualan yoghurt ini.

Meski usaha yang saya jalankan masih tergolong home industry karena dipasarkannya pun di rumah. Jika di kantor, uang segitu bisa didapatkan dalam 3 bulan, dengan usaha ini hanya satu bulan.

Bisa dikerjakan sambil tiduran lagi,” selorohnya sambil terkekeh-kekeh. Pemasaran di berbagai wilayah di Jakarta pun telah ia tembus. Meski produksinya masih kurang, hanya 150 cup dalam sehari. Dengan harga 6.000 rupiah pergelasnya, pelanggannya pun banyak berdatangan dari luar Jakarta semisal Bekasi dan Bandung. “Mudah-mudahan, saya bisa mengembangkan bisnis ini menjadi lebih besar. Karena bagi saya, tidak ada pilihan selain sukses!” sumber

Senin, 22 Agustus 2011

Minus ke surplus, Mungkinkah ?

Rabu, 29 Juni 2011



Profile kali ini yang akan ditayangkan yaitu sosok seseorang yang sangat menginspirasi bagi siapapun yang pernah bertemu maupun membaca prestasinya. Ya, beliau bergerak dari minus ke surplus.

Kegagalannya dalam bisnis menyebabkan hutang yang tidak sedikit, tapi hal ini tidak menyurutkan langkahnya untuk terus berkiprah, bahkan membuatnya optimis dan membuat impian bahwa 5 tahun ke depan akan menjadi triliyuner, luar biasa. Ingin tau siapa beliau ? yuks simak tulisan berikutnya :

Masih terbayang di benak saya  peristiwa tahun 2006 saat  ia mengikuti Public Training Kubik Leadership. Di hari ketiga, pada akhir sesi, ia dengan lantang mendeklarasikan, “Dalam waktu lima tahun saya akan punya bisnis dengan aset satu triliun!” Sebuah impian yang oleh sebagian orang dianggap mustahil, apalagi ketika itu ia sedang terlilit hutang Rp 62 miliar.

Heppy Trenggono, orang yang sedang saya ceritakan ini, mengawali bisnis besarnya di alat berat. Awalnya begitu bersinar.  Sayang, ekspansinya kebablasan sehingga ia terlilit hutang, 400-an karyawannya bubar dengan membawa aset perusahaan. Hartanya terkuras habis dan ia menanggung hutang Rp62 milyar lebih.

Kegagalan itu memberinya pelajaran yang berarti. Ia tinggalkan bisnis alat berat dan beralih ke agribisnis.

Dengan bendera Balimuda, lelaki kelahiran 20 April 1967 ini, kini mengelola 80 ribu hektar lahan dengan total investasi Rp 4 triliun, tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Hutangnyapun sudah tidak menjadi beban hidupnya. Lebih dari 3000 orang menjadi karyawannya.

Bisnis sahabat sekaligus guru saya ini semakin moncer. Di bawah bendera United Balimuda Corp miliknya ia mengelola 12 perusahaan.

Dibalik sukses bisnisnya, kehidupan sosialnya pun luar biasa. Setiap pagi ia memberi sarapan kepada orang yang kurang mampu di sekitar rumahnya di Jl. Mampang, Jakarta Selatan. “Kita jangan sejahtera sendirian, kita harus mensejahterakan orang lain,” ucapnya suatu ketika.

Bukan hanya itu, pria asal Batang Jawa Tengah ini juga menunjukkan kepeduliannya terhadap kemajuan dan kemandirian bangsa dengan membentuk komunitas Indonesia Islamic Business Forum (IIBF). Melalui forum yang beranggotakan pengusaha dan calon pengusaha ini ia berbagi pengalaman sekaligus memberikan pendampingan bisnis. Setiap hari kantornya didatangi para pengusaha yang ingin konsultasi bisnis.

Aksi nyata lainnya ia tunjukkan dengan menggagas Gerakan Beli Indonesia, 27 Februari 2011. Melalui gerakan ini ia mendorong anak bangsa agar membeli produk bangsa sendiri. “Karakter bangsa harus dibangun dengan mental ini,” tegasnya.

Saya bahagia bisa mengenal sosok Heppy Trenggono. Kekuatan mimpinya untuk memiliki usaha dengan aset Rp 1 triliun tanpa hutang tercapai, bahkan ia kini jauh melebihi impiannya.  Setelah sukses ia tak lupa untuk mengangkat harkat dan martabat orang lain dan bangsanya. Menurut saya, itulah kehidupan terbaiknya, kehidupan SuksesMulia…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya?

Tri Astuti Membangun Usaha Tanpa Riba


Written by Administrator    Sunday, 21 March 2010 11:29    PDF Print E-mail

JATUH bangun mengembangkan usaha sudah dialami berkali-kali oleh Tri Astuti (32). Ia sudah mencoba berbagai usaha, mulai dari makanan, percetakan, pulsa, sampai warnet. Namun karena semua dilakoninya dengan hanya mengandalkan pengalaman, risiko jatuh pada kondisi yang sama terus berulang. Sampai akhirnya, ia bertemu seorang pembimbing yang mengarahkannya pada usaha yang "barokah" tanpa bergantung pada pinjaman bank. Kini, Tri Astuti kewalahan memenuhi permintaan pasar yang terus berdatangan.
 
Tri Astuti (32) sebetulnya lulusan Farmasi ITB. Namun naluri usahanya telah muncul sejak ia lulus. Setamat kuliah, Tri sudah menjadi bagian dari tim suatu produk bermerek yang dikelola secara multilevel marketing. Lepas dari itu, ia juga mencoba menjadi broker perdagangan properti.
 
Namun kesuksesan dan kepuasaan ternyata hanya sepintas. Tidak pernah menetap lama. "Lagi pula sering kali saya merasa bekerja pada orang lain sehingga kalau berhasil pun sepertinya mendukung keberhasilan orang lain saja. Bukan karena milik sendiri," ujarnya saat ditemui "PR" di rumah produksinya di kawasan Cijawura Bandung.
 
Sejak itu, Tri mulai menginginkan usaha sendiri. Awalnya, ia membeli franchise burger dan menjalaninya dengan sukses. Dari pertama kali hanya mempunyai satu stan, bertambah beberapa stan lain. Pasarnya banyak, permintaan terus mengalir, dan sukseslah Tri dengan usaha makanan ini. Namun karena rasa percaya diri terlalu tinggi tanpa diimbangi perhitungan matang, usaha yang maju pesat itu ternyata pesat pula ambruknya.
 
"Waktu itu pasar sangat bagus, permintaan banyak. Dari semula satu stan menjadi tiga. Tidak puas sampai di situ, saya langsung buka empat sampai lima belas stan secara bersamaan. Dapat dibayangkan, dengan perasaan sudah merasa berhasil, ternyata tidak terkelola dengan baik. Sampai akhirnya usaha itu jatuh ambruk secepat pada saat suksesnya," tuturnya.
 
Padahal, saat itu Tri sedang terikat pinjaman bank. Meskipun usaha roti ala Amerika itu jatuh, Tri mencoba lagi usaha di bidang lain, yakni percetakan, pulsa, sampai warnet. Namun lagi-lagi karena Tri hanya belajar dari pengalaman, ketiga usahanya itu pun jatuh. Belakangan ia menyadari, kesalahan mendasar dari bangkrutnya semua usaha itu karena investasi pada alat. Seharusnya, jika alat masih memadai, tidak perlu investasi di situ.
 
"Akhirnya produksi tidak jalan karena dana terkonsentrasi di alat. Padahal, produksi harusnya berjalan terus untuk membiayai pinjaman ke bank. Dengan utang yang terus membesar, saya menyadari semua proses itu begitu mahalnya kalau hanya mengandalkan pengalaman tanpa bimbingan. Kemungkinan jatuh ke lubang yang sama sangat mungkin terjadi," ujarnya.
 
Dengan kondisi traumatis seperti itu, Tri mendapat simpati dari sahabatnya. Ia menawarkan Tri untuk mencoba usaha baru tanpa pinjaman bank. Karena ajakan teman itu, Tri mulai menyusun strategi baru usahanya. "Saya jadi ingat, pada zaman Rasulullah saw. saja, usaha itu tidak berkembang karena bank, tetapi karena sistem bagi hasil yang disesuaikan syariat Islam," ujarnya.
 
Sejak itu, Tri mengikuti kelas bisnis membangun bisnis tanpa riba. Tri mendapat arahan langsung dari Ir. H. Heppy Trenggono, M.Kom. tentang bagaimana membangun bisnis profitable tanpa riba. Tri juga mulai aktif di Indonesia Islamic Business Forum (IIBF), komunitas yang beranggotakan pengusaha dan calon pengusaha dalam berbagi pengalaman dan pendampingan usaha. Dari komunitas ini pula, Tri menemukan banyak hal baru tentang kiat-kiat usaha.
 
"Mata saya terbuka lebar dan menyadari betapa mahalnya pertaruhan usaha dengan hanya mengandalkan pengalaman," tuturnya.

Modal Nol
Tri memulai usaha barunya dengan modal nol. Waktu itu, ia mencoba membuat beberapa desain baju, me-nggambarnya, menjahit, dan memajangnya di internet. Kebetulan, Muhammad Nurul Ihsan (32), suami Tri, paham betul bagaimana perjuangan istrinya. Ia dengan bersemangat merancangkan situs web untuk usaha baru milik Tri.
 
"Waktu itu saya hanya membuat enam rancangan baju, tetapi responsnya sangat luar biasa. Lagi-lagi berkat dukungan dari suami, orang tua, dan komunitas di IIBF, Tri mulai menata kembali usahanya dari nol. Caranya, setiap permintaan yang datang disyaratkan harus mengeluarkan uang muka (panjar) dari setengah barang yang diambil.

Hal itu ia lakukan agar bisa membayar bahan-bahan dari para pemasok. Apalagi, kata Tri, pemasok kaus sebagai bahan produksinya selalu minta dibayar di muka. "Dengan mengandalkan panjar dari para distributor itulah, saya bisa membayar para suplier. Padahal modal saya sama sekali nol," ujarnya.

Namun, hasilnya sungguh luar biasa. Hanya dalam tempo delapan bulan, Tri sudah melipatgandakan produksinya dari semula enam baju, sekarang sudah mencapai 2.000-3.000 baju per bulan. Permintaan itu berdatangan dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan, Tri mengaku kewalahan karena sering kali permintaan lebih banyak dari stok barang yang tersedia.

Apalagi Tri juga masih mengandalkan sistem maklun. Sebab untuk pengadaan alat dan karyawan yang menetap, risikonya lebih besar dibandingkan dengan maklun. "Asal kualitas jahitnya sama, rapi, saya masih mengandalkan maklun sampai sekarang. Selain lebih terkontrol, bisa menghidupkan masyarakat juga yang membantu maklun untuk saya," ujarnya.

Tri mendasari usahanya dengan tekad dakwah. Dengan demikian, penamaan produknya pun betul-betul diniatkan untuk memuliakan Islam. Tri memberi nama produknya dengan nama "Mutif", artinya Muslimah inspiratif. "Saya sering teringat dan diingatkan oleh Ustaz Samsul Arifin dengan gerakan hidup berkahnya. Makanya karena usaha saya pun ingin berkah, saya memberinya Mutif," ujarnya.

Tri yang merancang semua produksinya, mulai dari pemilihan bahan, komposisi warna, sampai ke pernak-pernik yang menjadi hiasan baju-bajunya. Dengan harapan, remaja Muslim sebagai sasaran pasar dapat berbusana Muslim lebih santun dan terhormat. "Saya mengambil pasar remaja dengan latar ekonomi menengah. Alasannya, selain ingin membantu mereka berbusana sesuai dengan syariah, karena kapasitas produksi saya juga masih sangat terbatas. Kalau untuk kalangan bawah, permintaannya kan pasti lebih massal dan saya merasa tidak akan sanggup," katanya mengakui.

Hati-hati
Karyawan Tri yang bekerja rutin di rumah produksinya ada sekitar delapan orang. Sementara di luaran juga banyak para pekerja yang maklun kepada Tri. Kendati begitu, Tri mengaku, sekarang lebih berhati-hati. Apalagi sang guru Ir. H. Heppy Trenggono, M.Si. selalu mengingatkan, "Jangan ingin looking success, tetapi harus being success". Begitu Tri mengingatkan dirinya.

Tri juga selalu mengonsultasikan setiap langkah yang akan diambilnya kepada sang guru. Apalagi bila langkah itu akan berpengaruh terhadap keseluruhan usahanya. Dengan demikian, kalaupun ada risiko yang muncul, tidak terlalu fatal seperti dulu. Contohnya dalam memenuhi permintaan. Kalau dulu, kata Tri, ia akan segera menambah alat agar jumlah produksi lebih banyak dan pasar terpenuhi. Namun sekarang, berkat saran dan arahan IIBF, ia justru mengambil langkah yang lebih aman dan terjangkau tanpa harus terseret pinjaman bank.

"Godaan usaha itu ketika permintaan banyak dan tidak terpenuhi, inginnya tambah produksi. Jalan untuk tambah produksi adalah penambahan modal dan biasanya itu dari pinjaman ke bank. Sekarang saya tidak lagi," ujarnya.

Tri betul-betul ingin menjalankan usahanya berkah. Tidak lagi melesat secepat kilat, tetapi alon-alon asal kelakon. Terbukti, permintaan untuk menjadi distribtutor terus mengalir dari berbagai daerah. Pihak perbankan juga banyak yang menawari pinjaman. Namun Tri selalu ingat, yang penting maksimalkan segala yang sudah ada. Kalaupun kelak ingin investasi, tidak terjebak lagi pada jerat utang seperti dulu.

Dakwah dari Rumah
Tri menikah dengan Muhammad Nurul Ihsan (32) pada 2005 lalu. Ia dikaruniai satu orang anak, Alief Izzaddin (3). Kendati begitu, rumahnya selalu ramai karena Tri menjalankan usahanya di rumah. Begitu juga suaminya, ia membuka klinik pengobatan alternatif bersebelahan dengan ruang pamer baju-baju Tri. Dengan demikian, tak aneh bila rumah merangkap kantor ini selalu ramai sejak pukul 08.00 samapai dengan pukul 17.00 WIB.
"Sejak dulu, saya bercita-cita ingin mengembangkan usaha dakwah di rumah. Alhamdulillah, berkat bantuan semua pihak, saya bisa seperti sekarang," ujarnya.

Tri menyarankan kepada kaum perempuan yang akan atau sedang menjalankan usaha, sebaiknya ingat bahwa "mentor clarity is power" (kejelasan itu kekuatan). "Kita butuh guru atau mentor untuk belajar. Kalau belajar langsung dari pengalaman, mahal. Risikonya terlalu besar. Kenapa tidak belajar langsung kepada pelakunya. Mereka bisa melihat langkah-langkah yang diambil lebih objektif dan prosfektif," ujarnya. (Eriyanti/"PR")***