Minggu, 09 Agustus 2009

Teknologi GPS, Peluang Bisnis pun Bisa Terlacak



Tuesday, 05 May 2009

Umar Abdurrahman, PT. Micro Integrasi Total Solusi Selain digunakan oleh perusahaan yang memiliki armada dalam jumlah besar, peralatan tracking system berbasis GPS juga dimanfaatkan oleh perusahaan kargo. Di pulau Jawa, pasar yang baru tergarap belum sampai 10%. Artinya, peluang bisnisnya masih terbuka lebar. Wiyono

Jika tiga tahun lalu Anda coba tanyakan soal sistem pelacakan dengan menggunakan teknologi GPS (global positioning system), pasti belum banyak yang tahu. Jadi alih-alih menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan teknologi informasi (TI) penyedia layanan ini, definisi GPS saja bagi sebagian orang mungkin masih ‘samar-samar’. Apalagi produk yang ditawarkan masih dibanderol dengan harga yang cukup mahal. Namun berkat sosialisasi, teknologi GPS menjadi cukup familier di masyarakat. Otomatis peluang bisnis terkait dengan teknologi ini makin terbuka. Alasan ini pula yang membuat Umar Abdurrahman tidak gamang menekuni bisnis peralatan tracking system berbasis GPS.

PT. Micro Integrasi Total Solusi (MITS), --peruasahaan yang dirintis Umar sejak tahun 2005—memang mengkhususkan diri sebagai pengembang software solusi dan perangkat tracking. Meski dibangun pada tahun 2005, Umar baru serius menekuni bisnisnya tahun 2007. Tepatnya setelah ia keluar dari PT Freeport Indonesia. Produk perdananya disebut Itarck, yakni alat yang diaplikasikan pada kendaraan. Selain berfungsi untuk keamanan, alat ini juga bisa digunakan sebagai alat kontrol.

Dengan memanfaatkan teknologi GPS dan GPRS, Itrack memungkinkan pemakai secara otomatis mengetahui lokasi kendaraan secara real-time dengan update setiap 5 menit. Pelanggan dapat melihat lokasi, arah, kecepatan dan rute yang dilalui kendaraannya pada sebuah peta yang ditampilkan di komputer, PDA maupun smart phone. Bukan itu saja. Bila dikehendaki bisa juga ditambahkan beberapa fitur tambahan lainnya, seperti alat sensor untuk mengukur kondisi BBM, atau bahkan kendali jarak jauh untuk mematikan mesin mobil. Pengiriman data dari perangkat ke server adalah dengan memanfaatkan jaringan GSM yang dimiliki operator telepon seluler.

Alat pemantau ini, dikatakan Umar, sangat membantu perusahaan-perusahaan yang memiliki armada dalam jumlah besar. Melalui alat ini pemilik bisa cepat mengambil tindakan jika ada pengemudi yang bekerja tidak sesuai jalur atau trayek. Atau bisa juga dimanfaatkan untuk menghitung biaya perawatan masing-masing kendaraan dan mengawasi konsumsi bahan bakar tiap kendaraan.

Ulasan selengkapnya dapat dibaca di Majalah Pengusaha edisi 90/ Desember 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar