Minggu, 09 Agustus 2009

Moore, Menembus Pasar Roti dengan Good Location, Good Product, dan Good Service

Monday, 27 July 2009

Anggie Musbandi Putri, MooreMenghadirkan yang tidak ada menjadi ada merupakan salah satu strategi bisnis, yang mampu memancing perhatian konsumen. Hal itulah yang dilakukan Balian bersaudara, yang kemudian disempurnakan oleh Anggie melalui bisnis roti mereka. Russanti Lubis


Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk merebut hati konsumen di tengah-tengah pasar yang sudah penuh sesak oleh produk sejenis, semisal roti. Itulah yang terlintas di benak dua bersaudara dari Keluarga Balian, Indra dan Chandra, yang secara kebetulan bekerja di hotel dan memiliki cukup banyak waktu luang, setelah menyelesaikan pekerjaan mereka. Untuk itulah, mereka membuat roti dengan harga kakilima tapi rasa (hotel) bintang lima.

Semula, mereka hanya membuat beberapa buah roti. Tapi, tanggapan yang bagus yang datang dari masyarakat di sekitar rumah dan usaha mereka, Jalan Jaksa, Jakarta Pusat, membuat mereka menambah jumlah roti yang dijual dengan harga Rp1.000,-/buah (dalam perkembangan dijual dengan harga Rp2.500,-/buah, red.) itu. Bahkan, konsumen yang sudah memesan sebelum adonan dibuat pun melebar hingga ke Tangerang. Padahal, mereka membuatnya secara minimalis, hanya dengan menggunakan tangan, tanpa bantuan mesin sama sekali.

“Mungkin, hal itu, disebabkan roti-roti kami harganya terjangkau tapi taste-nya hotel berbintang. Di samping itu, roti-roti kami juga fresh from the oven. Konsumen juga dapat melihat langsung dari mulai kami membuat adonannya hingga disajikan. Kami juga tidak menjual roti yang sudah ‘menginap’. Jika roti-roti kami tersisa, kami akan membagikannya kepada masyarakat sekitar,” kata Chandra Nur Balian, mantan karyawan Coffee Shop Hotel Borobudur, Jakarta.

Karya mereka tersebut dijuluki Roti Malam mengingat roti-roti yang memiliki delapan rasa standar itu, dibuat dan disajikan pada jam 17.00–19.00. “Kami tidak menerima pembuatan roti lagi selewat jam itu. Bagi kami, waktu itu sudah maksimal, karena dalam sehari kami membuat adonan sebanyak 2 kg–6 kg (1 kg = 40 buah roti, red.),” ujar alumnus sebuah akademi perhotelan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini.

Dalam perkembangannya, Roti Malam yang dibangun dengan modal Rp100 ribu–Rp200 ribu dan membukukan omset Rp50 ribu–Rp100 ribu per hari ini, mendapat tanggapan semakin bagus hingga melahirkan tawaran kerja sama dari konsumen mereka, Anggie Musbandi Putri. Dan, berakhirlah Roti Malam yang dibangun pada tahun 2005 itu pada awal 2008. Roti Malam berubah menjadi semi kafe yang dinamai Moore, pada awal November 2008.


Moore berlokasi di Ruko Puri Botanical, Meruya Selatan, Jakarta Barat. Di sini, konsumen bukan cuma bisa take away melainkan juga dine in, sehingga dapat sekaligus hang out. “Moore dilengkapi dengan wi-fi (wireless fidelity) sehingga para mahasiswa dapat mengudap di sini sekaligus menyelesaikan tugas-tugas kuliah mereka. Untuk itu, kami juga menyediakan sandwich rancangan kami sendiri, cake, dan aneka minuman seperti flavor tea, soft drink, soda, dan air mineral,” jelas Anggie, owner Moore.

Berbeda dengan Roti Malam, Moore dibuka dari jam 07.00–22.00 dengan menyediakan paket breakfast, lunch, dan diner. Karena, pada jam kantor, suasana di sekitar ruko ini sangat sibuk. Sedangkan dari segi rotinya, dengan fasilitas mesin pembuat kue yang canggih, ukuran roti diperbesar hingga dua kali lipatnya, jumlah roti lebih banyak, dan memiliki 25 varian rasa dengan harga dimulai dari Rp6.000,-.

“Sama halnya dengan Chandra, saya juga melihat bahwa bisnis roti sudah penuh sesak. Tapi, tidak di area ini mengingat toko roti terdekat ada di Kembang Kerep (Meruya Utara) dan Puri Mall (Daan Mogot), yang cukup jauh dari ruko ini. Di samping itu, jika Roti Malam yang lokasinya sulit dijangkau saja sedemikian lakunya, tentunya kemungkinan tersebut dapat terjadi pula pada Moore yang lokasinya dekat dengan jalan raya, perumahan, warnet, dan kampus,” kata kelahiran Jakarta, 21 tahun lalu, yang menanamkan modal Rp300 juta untuk bisnisnya yang pertama ini.


Namun, alumnus Macquarie University, Sidney, Australia, ini melanjutkan, Moore tidak dapat dipersaingkan dengan toko-toko roti baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di dalam mal. “Sebab, konsep Moore yaitu kafe ber-wi-fi yang dekat dengan rumah dan harga rotinya terjangkau tapi kualitasnya hotel,” ucap Anggie, yang juga menyasar para ibu rumah tangga sebagai konsumen Moore. “Di sisi lain, bagi saya, ada tiga faktor yang membuat sebuah usaha itu berhasil yaitu atmosfir lokasinya, good product, dan good service. Dan, Moore memenuhi itu semua,” tegas Chandra, sebagai penanggung jawab di Moore. Semoga.


5 Langkah Moore Menembus Pasar Bisnis Roti

- Moore berlokasi di Ruko Puri Botanical, Meruya Selatan, Jakarta Barat. Lokasi yang cukup jauh dari mal tetapi sangat dekat dengan jalan raya, perumahan, warnet, dan kampus.
- Konsumen Moore bukan cuma bisa take away melainkan juga dine in, sekaligus hang out.
- Moore dilengkapi dengan wi-fi (wireless fidelity), sehingga para mahasiswa dapat mengudap di sini
sekaligus menyelesaikan tugas-tugas kuliah mereka.
- Moore dibuka dari jam 07.00–22.00 dengan menyediakan paket breakfast, lunch, dan diner.
Karena, pada jam kantor, suasana di sekitar ruko ini sangat sibuk.
- Harga rotinya terjangkau tapi kualitasnya hotel berbintang.

Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.s0

Sumber majalah pengusaha

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus