Sabtu, 18 April 2009

Makelar Tanpa Batas [1]

Makelar Tanpa Batas [1]
Filed under: Hidup di Singapura
Buat orang Indonesia kata makelar mungkin penuh dengan arti miring. Mungkin karena saya juga gampang kesal kalau titip beli kacang sama teman harus bayar 2000 perak sebungkus, lalu mendapati bahwa di warung samping rumah harganya hanya 1800 perak.

Padahal jadi makelar itu sah-sah saja selama dikemas dalam tampilan yang cantik dan tutur kata sopan. Iya nggak sih? Siapa yang tidak senang kalau dilayani sama penjual polis asuransi yang datang ke rumah penuh keramahan dengan tata krama tinggi. Coba bandingkan dengan membeli asuransi ke kantornya langsung, harus ambil nomer antrian dulu hanya untuk dilayani oleh petugas yang kecapean nggak ada tenaga lagi untuk berbasa-basi.

Ah, itu hanya salah satu contoh saja. Sebetulnya saya ingin bilang bahwa Singapura itu adalah organisasi para makelar keren yang berkumpul dan bersepakat untuk menjadikan pulau ini sebagai negara. Habis, memang dari dulunya Singapura sudah jadi pusat ekonomi kawasan Asia Tenggara

hidup makelarisasi! Bukti kegapean jadi makelar adalah ekspor minyak Singapura yang tinggi. Hal ini buat banyak orang terdengar aneh, karena pulau ini tidak punya sumber minyak mentah. Dan yang dieskpor memang bukan minyak mentah. Beli dulu minyak mentah dari tetangga raksasa besar baik hati tapi males [hehehhe…. ], lalu simpan di kilang-kilang raksasa daerah Jurong, teteskan sedikit campuran mahadaya. Voila, jadi deh bensin, solar, dlsb. Lalu dijual lagi deh ke raksasa besar tadi.
sumber http://bintangmatahari.blogsome.com/2005/08/24/makelar-tanpa-batas-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar