Minggu, 13 November 2011

Bangkit dari Bangkrut


Sebenarnya berat banget untuk sharing pengalaman nyata bangkit dari kebangkrutan ini karena sama aja mengingatkan kita terhadap sesuatu yang sangat menyakitkan.
Selain itu rasanya tidak nyaman yah kalau dalam cerita ini nanti ada sedikit menyinggung pihak lain yang terlubat. Tapi bukan itu maksud saya.
Ok, sebagai ilustrasi aja saya akan flash back apa yang terjadi 6 tahun yang lalu dan akan simpulkan sikap atau strategi apa yang harus diambil dalam situasi usaha kita bangkrut.
Ketika itu tahun 2006, mendadak mitra kami sebagai pemilik saham 20% dari usaha kami hengkang tanpa pesan membawa seluruh isi perusahaan. Yang tinggal hanyalah kantor kosong belaka yang sewanya belum terbayar, tagihan supplier dan tunggakan pajak yang setelah dihitung2 mencapai lebih dari 1 milyar!! Sementara ketika di cek, eh saldo di bank kosong loh sodara2… Asyik kan? Padahal seminggu lagi harus menggaji sekitar 100 pegawai *langsungpucat* . Oh no, sekarang apa donk yang harus dilakuka ? OMG… *sakitperutdeh*… Calm down. Yak ambil nafas… In-hale.. Ex-hale.. Mari berfikir lebih jernih untuk bisa cari solusi, jangan panik lita… You can do it!!
Mau ngomel2?? Mau teriak?? Percuma kan? Dengan cara itu toh, saldo akan tetap kosong… Kantor masih kosong, sementara karyawan bisa aja demo sebentar lagi
Sekarang yg bisa dilakukan adalah selesaikan beberapa hal secara paralel, cepetan… Hurry up!! Stress level 2 bow. Hoop!.. Hoop!… Hoop!… Mari berpacu melawan waktu, jangan sia-siakan sedetikpun waktumu *saatnya main sirkus*
Pertama, bicaralah baik2 dengan karyawan. Minta mereka semua tetap bekerja dengan baik sebagaimana mestinya. Apapun yang terjadi, kita tetap pegang janji kita untuk membayar gaji tetap waktu.
Selesaikan perkara dengan mitra secara musyawarah, baca peta posisi hukum kita. Kalau dia menolak untuk mufakat, terpaksalah proses dengan hukum. Berikutnya, buat surat pernyataan hutang ke supplier. Datangi, yakinkan kita pasti bayar tapi kita minta keringanan alias boleh mencicil hutang tersebut. Alhamdulillah para supplier mau mengerti karena mereka melihat kesungguhan kita. Coba kalau orang lain berhutang mana mau buat pernyataan tertulis, kelihatan batang hidungnya saja tidak. Cari kantor dengan biaya sewa lebih murah. Alhamdulillah pemilik kantor lama berbaik hati untuk meringankan cara pembayaran yang harusnya 2 tahun di muka menjadi per 3 bulan saja.
Buat surat penangguhan pembayaran pajak. Pasti dikasihlah, karena memang ada mekanismenya dan terkena denda 2% per bulan…. Kejaammm
Mitra kerjanya belum mau diajak mufakat… Sedih deh, putar otak cari jalan lain. Cari pinjaman dan jual simpanan, karena sudah tidak ada jalan lain. Alhamdulillah, masih ada adikku Ira Maureen tersayang yang mau bantu. Masih ada simpanan pribadi, masih ada yang bisa dijual di rumah… Intinya masih ada jalan kok.
Yippiieee… Akhirnya karyawan dapat menerima gajinya tepat waktu loh. Thank’s God, udah ga tidur seminggu nih, hegh! *ngelapkeringat* Hmmm…Story belum mau berakhir sampai disini. Karena saldo itu harus ada isinya, padahal secara diam2 pembayaran customer sdh dialihkan ke bank lain oleh mitra yang hengkang tadi. Tapi biarlah, Rasanya ga tepat juga kalau kita salahkan si Mitra semata-mata karena mengalihkan pembayaran ke bank nya dia… *merenung*. Diam2 kami mengakui juga beberapa kesalahan dalam menjalankan usaha ini yang memberikan peluang kepada mitra untuk melakukan kekhilafan. Nyesel deh dulu kenapa memberikan 20% saham kami dengan cara trade-in proyek semata-mata. Seharusnya semua pemegang saham harus bersedia setor modal, sehingga sama- sama merasakan bagaimana rasanya menanggung resiko.
Kenapa ya tidak dari dulu melakukan monitoring berkala. Sok gaya2an seperti konglomerat aja, kalau sudah ada SDM dan mitra yang kompeten… Eh kitanya jadi cuman ongkang2 kaki aja, tau beres!! Nyesel deh, bener2 nyesel nih tidak melakukan cek referensi dulu mengenai record kerja si mitra… Walaupun teman, semestinya tetap dicek dulu
Ok deh, menyesal tiada guna. Sekarang apa donk yang bisa dilakukan lagi .. Wohoho, saatnya kerja keras mari kita sisingkan lengan baju. Kantor pusat kosong, ga ada yang bantu back office dan pekerjaan administrasi lama2 repot juga yah. Maunya sih nambah karyawan tapi kok ga ada duitnya? Ya udah deh, aku resign ajalah… Padahal karirku sedang di puncak. Kerja berdua suami dengan dibantu oleh 2 orang staff office boy mengikuti tender di bidang yang sama sekali baru. Siapa takut? Kan pasar tersedia dan juga kami menguasai kompetensinya. Ikut tender besar harus siapkan 6 binder setebal bantal, membuat kami tidak tidur 3 hari 3 malam jreng!! Ngantuk banget… Woahmmm. Demi tekad untuk melunasi kewajiban, yah dilakoni saja deh. Alhamdulillah kami akhirnya memenangi tender tersebut. Tapi urusan belum berakhir nih… Jangan hepi2 dulu mas, justru penderitaan akan makin berat dan panjanggg… Lagi2 masalahnya adalah cashflow. Bagaimana kami bisa mendanai proyek yang padat modal ini?

Sebenarnya kalau kita bangkrut maka obat yang paling mujarab itu cuman ada 2 : doa dan ikhtiar. Basi ya? Kelise banget ga sih… Ya tapi kenyataannya berdoa dan membangun spiritual mindset itu kontribusinya terhadap proses bangkit kembali itu buesaaarrr banget loh… Disamping itu, Pillow talk – alias curhat2an sama pasangan menjelang tidur itu memberikan seabreg solusi dan sejuta peluru untuk perang keesokan harinya. Selain itu, Mintalah dukungan orang tua (bukan dalam bentuk finansial loh ya) tapi dalam bentuk doa dan dukungan mental… Akan benar2 memberikan 1000 energy fight yang luar biasa. Percaya juga bahwa orang yang di dhalimi maka doanya akan dikabulkan… Buktikan aja sendiri. Nasihat ustadz, Coba belajar mendoakan orang lain yang baik2 dan tulus… Sementara kita pasti berfikir : Hah!!??? No way! I hate them, I will never do that and full stop. Yah paling tidak, jangan doakan mereka yang serem2 donk ach. Kalau belum mampu mendoakan teman yang pernah jahat sama kita, paling tidak kita berdoa agar hatinya di lembutkan untuk segera balikin uang kita ya ga?
Alhamdulillah dengan sekali putaran RUPS yang berhasil dilaksanakan, akhirnya si mitra bersedia mufakat untuk melepaskan sahamnya dan mengembalikan uang tunai yang di setor balik ke rekening usaha kami. Percayalah dan sangat percaya (tawakal) akan pertolongan Allah SWT. Dan tuhan akan menjadi satu-satunya penolong bagi golongan yang menolong makhluk lain. Dalam situasi resah sekalipun, usahakan untuk meluangkan waktu untuk dapat membantu teman. Bantuankan tidak harus selalu dalam bentuk materi kan? Nasihat orang tua dan para orang bijak lainnya : bersedekahlah walaupun dalam kesempitan, ikhlas, jangan pelit-pelit, agar orang lain tidak perlu tahu kalau kita lagi kesulitan.
Tidak perlu gengsi mengerjakan pekerjaan remeh temeh deh… Belum saatnya jadi boss besar toh? Lah wong masih bangkrut gitu loh. Jadi inget deh dulu saya menyetir sendiri untuk belanja kebutuhan kantor, antar barang sendiri ke klien, halagh ! cuek bebek ajalah ketika dilecehkan dan dipandang hina si klien.
Kencangkan semua ikat pinggang. Berhematlah, pekerjakan karyawan sedikit mungkin, pekerjakan yang minim kompetensi tapi memiliki potensi yang tinggi, coaching mereka setiap hari agar kompetensi mereka makin meningkat. Lakukan coaching melekat kepada tim kerja agar pelayanan yang diberikan akan tetap prima walaupun aliran dana sedang cekak.
Belajar dan belajar terus dengan para mentor dari bidang yang berbeda-beda dan cari mentor tidak usah jauh-jauh deh, coba cari aja teman/saudara sendiri. Kuasai laporan finansial, pelototin deh dibagian apa yang bisa ditekan pengeluarannya. Belajarlah mempresentasikan laporan keuangan ke bank/investor
Yang pasti dalam situasi bangkrut, tetaplah jaga kualitas pelayanan ke pelanggan dan jagalah kepercayaan mereka. Fokus dan fokuslah demi terbayarnya semua kewajiban tepat waktu sesuai komitmen. Membangun kepercayaan pihak lain seperti bank, karyawan, supplier penting sekali agar memperoleh kemudahan.
Kadang kita harus mengambil strategi membanting harga supaya tetap ada proyek dan pemasukan. Boleh saja ya saya kira, harga boleh di diskon tapi layanannya jangan di diskon juga donk. Terlibat penuh dalam setiap proyek baru agar klien merasa diperhatikan, kuasai kompetensinya sendiri barulah mendelegasikan ke staff dengan tetap melakukan coaching terhadap mereka.
Lupakan mimpi-mimpi sejenak, lupakan membelikan ini dan itu. Woiii!!.. Bayar kewajiban dulu deh karena itu lebih penting., pastikan terlebih dahulu aliran dana yang positif dan modal ditahan yang cukup dari selisih keuntungan. Menangkan semua peluang yang ada dan kalau perlu berdiri tegak di depan seperti panglima perang. Pokoknya harus dapet tuh proyek yaaa. Dan yang paling penting, jaga mental tim supaya tidak letoy, tidak perlulah membagi info yang terlalu detail mengenai kondisi keuangan yang serem-serem.
Akhirnya alhamdulillah, setelah 3 tahun tanpa terasa kami mampu bangkit dari bangkrut dan mampu menggandakan revenue sebanyak 3000% dan mengkoreksi aliran dana yang tadinya negatif. Subhanallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar